Yuk, gan mari kita belajar! Eh, penulis sendiri juga jarang belajar. Tapi, minimal mengerti saat guru menjelaskan. Itu sudah cukup sih :"D

Jangan lupa cantumkan link ya, kalau mau copy naskah saya. Jika ada kurangnya, saya mohon maaf karena memang ini buatan saya sendiri. *Berdasarkan ide-ide diluar sana :D

SevenDrama – Koleksi naskah drama/teater, gratis dan berbayar


Mari Belajar!
Tema: Pelajaran,
Untuk: 5 orang lebih (Lebihnya menjadi siswa biasa)
Drama: Pendek

Naskah Drama ini dibuat o,leh Seven Drama, | SevenDrama.blogspot.com

First Scene

            Rio, seorang remaja kelas 9 SMP. Ia adalah anak yang sangat gemar bermain internet, terumata dengan gadget. Tapi tidak jarang juga Rio pergi ke warnet. Terutama ketika ia memiliki uang, pasti langsung ia gunakan untuk bermain warnet. Sementara itu, kawan-kawannya tekun belajar, mempersiapkan UN mendatang. Dan Rio? Ia hanya menjalani rutinitasnya seperti biasa.
            Rio memang terkenal malas. Terutama pada hal olahraga. Ia tidak bisa olahraga, ia tak aktif bergerak. Sayangnya, Rio juga tidak terlalu pintar. Suatu ketika, UN akan datang dalam beberapa hari saja, Rio tetap tidak berubah.

(Sekolah)
Redho: Gila, ya, UN tinggal beberapa hari lagi. By the way kalian pada pengen ke SMA mana nih?
Ridwan: Aku bukan SMA, dho. Aku lanjut SMK. Pengen langsung kerja aja.
Eki: Salah kamu Wan. Lanjut SMK bukan berarti gak bisa kuliah. Tetep bisa. Bisa jadi, karena sudah belajar praktek di SMK, kau jadi lebih pandai di kuliah nanti.
Redho: Aku netral aja. Mau SMA atau SMK, sebenarnya sama aja sih.
Ridwan: Yaa.. aku juga ga mandang gitu amat Ki. Tapi kan, kalo SMK kita bisa nganggur dulu setahun sambil kerja. Kalo SMA kan, mungkin agak susah ya,
Eki: Eh, gimana dengan Rio? Hidupnya kayak engga berencana aja. Liat tuh, pasti lagi ngobrol tentang game onlen lagi!
Redho: Aku malah kasian. Hidupnya engga terarah. Seharusnya ada seseorang yang membimbingnya.
Ridwan: Entah ya, aku sering main warnet sama dia. Mungkin kurang belajar aja kali.
Eki: Sudah pasti. Kamu aja Wan, yang membimbingnya!
Ridwan: Ogah, ah. Orang seperti itu sih, sudah susah dibimbing!
Rehdo: Udah udah. Dah bel tu, mending jajan aja yuk.
Eki: Boleh deh, ayo Wan!

Naskah Drama ini dibuat o,leh Seven Drama, | SevenDrama.blogspot.com

Second Scene

(Kantin)
Redho: All. Aku mau coba ajak si Rio belajar, minimal dia dapat nilai lah.
Ridwan: Serius kamu Dho? Udah sini aja! Aku traktir bakso noh!
Redho: Boleh! Pesenin ya, daah!
Ridwan: Eh eh, dasar!

Redho pun menemui Rio untuk mengajaknya belajar. Rio saat itu sedang di kelas, seperti biasa.

(Kelas)
Redho: Oi, Yo!
Rio: Eh eh, siapa nih?!
Redho: Bapakmu! Ini aku Redho. Masak gak tau.
Rio: Ohh. Yang pinteerr itu ya?? Belajar yang rajin aja deh sana.
Redho: Maksud kedatangan ku bukan mau sombong! Aku mau ngajar kamu., Sebentar lagi, kan, UN, Minimal kamu dapat nilai
Rio: Uh! Cuma UN doang?! Emang jadi gak naik kelas? Ini kan, sekolah swasta, gua bayar ni sekolah! Pasti naik! Malah, kurencanain UN nanti kabur aja, percuma.
Redho: Eh, ga boleh gitu. Ayo, belajar dikit aja. Masa mau kabur.
Redho: Jangan sok menggurui! Kamu bukan guru ataupun ibuku!
Ridwan (Datang): Udah, Dho. Kubilang percuma! Tuh, baksomu sampai dingin! (menepuk pundak Redho)
Redho: Ga tau nih, Wan (Berbisik). Udah ya, Yo! Nanti aku datang lagi!
Rio: Ga usah dateng lagi mendingan!

Naskah Drama ini dibuat o,leh Seven Drama, | SevenDrama.blogspot.com

Third Scene

            UN pun datang. Redho sudah beribu kali mencoba mengajak Rio untuk belajar. Tapi nihil, Benar kata Ridwan, percuma sudah mengajaknya, meskipun sampai ribuan kali.

Redho: Gimana nih, Wan, Ki. UN dah dateng, si Rio malah kabur.
Ridwan: Ga usah diurus dho! Fokus aja sekarang.
Eki: Atau mau laporin ke guru?
Ridwan: Percuma Ki. Urusannya panjang. Kita punya bukti apa? Si Rio paling ketangkep juga!
Redho: Engga bakal ketangkep dia mah. Licin banget dia itu. Selama aku ngajak dia aja udah susah payah.

UN pun tiba. Ketiganya, Redho, Ridwan, dan Eki mengerjakan soal dengan tekun dan seksama. Mereka berharap mendapat nilai terbaik, atau minimal bisa lulus kejenjang berikutnya.
            Semua berjalan lancar, kecuali Rio. Ia sungguh-sungguh kabur. Ia tidak datang hari itu. Dan, tidak ditanyakan. Tak ada yang peduli, mungkin, kecuali Redho!
            Akhirnya, waktu pengumuman tiba. Seluruh murid mengerubuni papan pengumuman.

Eki: Hahaha aku lulus dengan nilai tertinggi!
Redho: Haaa? Masa? Ga mungkin!
Eki; Iya, tertinggi diantara kalian. Coba lihat!
Ridwan: Halah, kirain apa! Itu mah wajar aja, dua tahun lalu nilai UASku lebih tinggi dari kalian semua!
Eki: Itu dua tahun lalu! Ga penting!
Redho: Cukup-cukup! Gimana dengan Rio nih? Aku ga banyak berharap sekarang.

Merkea bertiga segera mencari ke setiap sudut daftar siswa yang lulus. Tapi tak ada nama RIO terpampang. Redho sampai tga kali mengeceknya. Disudut bawah tertulis: “Yang tidak tercantum Mohon Maaf pihak sekolah tidak dapat meluluskan.”
            Redho segera menunduk sedih. Teman malasnya itu tidak lulus. Apa daya, dia memang malas
            Dari kejauhan, terlihat Rio berjalan santai. Ia pasti berpikir bahwa ia akan lulus.

Rio: Minggir Dho! Liat namaku terpampang nomor satu?! Kemarin aku bayar dua juta kesekolah untuk menaikkan ranking UN ku! Hebatkan,..

Rio segera mencari-cari namanya. Tak ada dimana-mana, apalagi di urutan nomr satu.

Rio: EH.. pasti yang nomor satu engga terpampang disini, pasti buat surprise ya, hahaha!
Ridwan: Kamu salah! Lihat nih tulisan, mana ada suprise2an! (Menunjuk tulisan sudut bawah)
Rio: Eh…..

Rio pun menuduk sedih. Ia tidak lulus. Mentalnya dipertaruhkan. Ia Shock dan segera berlari, matanya berkaca-kaca. Eki yang dibelakang segera menangkap Rio.

Eki: Dah, tenang aja Yo! Lu b isa ngerubah hidup lu dari sekarang! Jangan pernah malas, dan jangan pernah menanggap uang bisa membayar apapun! Ini bukti real, bukti nyata!
Rio: I..iya.. maafin aku ya. Aku akan belajar.. aku akan berusaha menyusul kalian.. Mana Redho? Aku mau belajar dengannya!
Redho: Oi! Ada yang manggil?
Ridwan: Kenapa nih?
Eki: Udah kalian diem! Yo, tuh Redho. Dho, Rio minta belajar sama lu!
Redho: Wah boleh-boleh. Kamu juga jangan putus asa ya, pasti kamu dapat nilai terbaik! Ingat itu
Rio: Ttapi.. gimana ya.. aku malu. Aku takut.
Redho: Jangan gitu Yo. Sekarang, coba kamu katakanyang sebenarnya ke keluarga kamu. Dan bilang kamu bertekad untuk tidak mengulangi hal yang sama, dan memperbaikinya hingga menjadi yang terbaik.
Rio: Tapi.. tapi
Redho: Udah cukup, yuk, ga ada kata terlambat! Mulai besok kita belajar, Mulai dari dasar!

Begitulah, hidup itu jangan bermalas-malasan, kita tidak tahu apa yang akant erjadi kedepannya. Uang tidak bisa membayar apapun. Dan, tidak ada kata terlambat!

Naskah Drama ini dibuat o,leh Seven Drama, | SevenDrama.blogspot.com

Ingat ya gan, tidak ada kata terlambat! Mari kita terus melangkah, jangan berhenti sampai disini! Terimakasih, semua, salam :)